Sabtu, 26 Februari 2011
Perjuangan Menjadi Intan
Salam penuh energi.. Apa kabar perjuangan..? Semoga hambatan mampu dilalui.. demi sampai di tujuannya nanti.. Amiin
Satu tulisan.. semoga bermanfaat..
~*~*~*~*~
Satu tanya untuk aku, kamu dan mereka..
Sejak kapan, kita mulai mengenal dan merasakan ‘perjuangan’..?? Setelah usai kuliah..? Ketika sudah bekerja..? Memulai sebuah usaha..? Pada usia berapakah itu..? Mungkin sekitar 20 atau di atas dari itu. Sebelumnya, kebanyakan dari kita, mungkin hidup nyaman dalam tanggungan orang tua. Merasa malu, ketika lambat membayar uang sekolah. Namun, yang berusaha memenuhinya, tentu sebagian besarnya adalah orang tua. Ingin menikmati liburan, layaknya teman-teman yang lain. Maka, orang tualah, tempat kita merajuk meminta bekal untuk transport, sekaligus makan-makannya. Dalam bagian ini, aku termasuk di dalamnya.
Segelintir orang di antara kita, mungkin tidak seperti itu. Mereka, mengenal kata ’berjuang’ itu, sejak usia belia. Bagaimana mengusahakan beberapa rupiah, demi bisa terus belajar. Sesekali dengan penuh ingin, membantu meringankan beban ortu dengan membelikan kebutuhan rumah tangga dengan melakukan apa saja, di sana-sini.
Dari lisan seorang guru, aku dapatkan kisah ini. Sudah terlanjur usia mendewasa. Mungkin tak kan bisa menirunya. Namun, ada nilai luar biasa, yang bisa kita ambil.
Sebut saja Intan (pakai nama saya saja, supaya ga ada yang Ge Er) heheee.
Begitulah nama gadis berjilbab, yang saat ini sedang sibuk dengan beberapa aktifitas organisasi di luar kampus. Intan berasal dari keluarga yang hidup pas-pas-an. Dia punya tiga orang adik. Sedangkan kedua orang tuanya berpenghasilan kecil. Ibunya tidak bekerja dan ayahnya seorang tukang, yang hanya bekerja bila diajak oleh temannya untuk membantu membangun di sebuah proyek.
Seringkali, Intan dan adik-adiknya menunggak bayaran sekolah. Itu menimbulkan perasaan yang sungguh tak mengenakkan baginya serta adik-adiknya. Waktu SD, Intan terlihat beberapa kali membantu di kantin sekolah. Demi, mendapatkan kue gratis dari ibu kantin. Hal itu yang ia kerjakan, karena itulah yang pertama kali terpikir olehnya untuk membuatnya tetap nyaman bersekolah.
Ketika ia memasuki bangku SMP. Intan memahami, kondisi orang tuanya yang belum tentu mampu membiayai sekolahnya beserta ketiga adiknya. Karenanya, anak perempuan berkulit coklat itu, belajar dengan sangat keras untuk bisa mendapatkan beasiswa. Syukurlah, ia berhasil. Selain itu, setiap kali liburan semester berlangsung, Intan mencari toko atau perusahaan, yang membutuhkan pramuniaga selama liburan, atau jika diperusahaan, ia membantu di pantry, sebagai officegirl. Ini juga dilakukan Intan, ketika masa libur ramadhan berlangsung. Setiap tahun, Intan tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mendapatkan kerja part time selama liburan. Lumayan katanya, untuk membantu keperluan di rumah.
Bekerja selama liburan, mungkin biasa dilakukan oleh anak-anak di luar negri kan. Tapi, ini dilakukan oleh Intan, seorang anak perempuan, dari keluarga biasa, tanpa sedikitpun dibujuk atau didorong oleh orang tuanya. Intan, secara sadar melakukan hal itu dengan sendirinya. Kerja part time itu, dilakukannya hingga SMA.
Kini, Intan telah lulus dari SMA. Seharusnya, Intan bisa melanjutkan ke bangku kuliah, dengan mengusahakan sebuah beasiswa. Namun, remaja dewasa itu, mengambil keputusan untuk menerima tawaran bekerja di tempat ia biasa kerja part time. Syukurlah, ia ditempatkan sebagai kasir, tidak lagi sebagai pelayan bagi pengunjung.
Pengalaman Intan yang menginspirasi itu, rupanya menjadi sebuah tempaan hidup yang mengubahnya menjadi berlian. Perjalanan kehidupannya, seperti sebuah gerinda, yang mengasah mental gadis remaja itu, menjadi lebih kuat, tegar dan dewasa. Satu lagi, dalam usianya yang masih sangat muda, Intan sangat dipercaya oleh orang tuanya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dialami oleh keluarganya.
Kisah terakhirnya, adalah ketika adiknya, mengalami kecelakaan. Adiknya menabrak seseorang, hingga meninggal dunia. Orang tuanya yang sederhana, kebingungan dan sangat cemas akan nasib putra mereka. Namun, tak merasa mampu berbuat apa-apa. Maka hadirlah Intan, remaja dewasa itu, pergi menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh adiknya. Tidak diceritakan, bagaimana cara Intan menyelesaikannya. Namun, hasilnya, adiknya dibebaskan dari masalah tersebut.
Subhaanallaah..
Sepertinya, di antara kita, banyak yang kehidupan keluarganya lebih cukup, lebih lapang daripada kehidupan Intan dalam hal rizki. Tapi, ketika pertama kali mendengar kisah ini. Serasa, seperti tokoh kartun, yang mengecil karena takut. Mengecil, karena beda mental.. Intan pakai baja. Kita pakai kerupuk. Padahal, kalau mau dibandingkan sebagai kendaraan, kita naik motor, Intan pakai gerobak. Hasilnya, bila kita dan Intan disuruh jalan kaki, Balikpapan-Samarinda, atau Tenggarong-Samarinda, mungkin kita akan jauh tertinggal dibelakang.
Intan, mengenal perjuangan sejak dini. Maka, begitulah Intan, saat ini.
Mmmm.. Lalu, sejak kapan kita kenal ’perjuangan..?!?!
Mungkin…. baru-baru saja. Jadi, kapan kita bisa seperti Intan..?! Punya baja di mentalnya.. heheee..
Hmm… Kita..?? (Aku aja kaliiiii..) ^____^
From ( http://putrigobel.com/ )
~*~*~*~*~*~
Pahit yang hari ini kita telan, kelak akan mewujud dengan manisnya.
*Be Inspiring.. or Be Inspired..
Wassalam..
Rabu, 16 Februari 2011
ASA KHAIR, SYUKURI APAPUN YANG TERJADI
Alkisah di sebuah kerajaan, seorang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani penasehat dan sepasukan pengawalnya, raja pergi berburu ke hutan. Karena kurang hati-hati, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam. Raja bersedih dan meminta pendapat dari penasehatnya.
Karena Tidak tahu lagi apa yang musti di ucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat berkata “ ’Asa Khair’ Baginda, semoga semuanya baik, apapun yang terjadi patut di syukuri”. Mendengar ucapan penasehatnya sang raja langsung marah besar , “Kurang ajar! Kena musibah bukannya di hibur malah di suruh bersyukur!”, dan si penasehatpun dijebloskan ke penjara.
Hari terus berganti,meski telah kehilangan jari kelingking, raja tidak juga menghentikan kegemarannya berburu. Suatu hari raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan berburu kehutan yang jauh dari istana. Tidak terduga saat berada di tengah hutan raja dan penasehatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba mereka ditangkap dan di arak untuk dijadikan sesembahan kepada sang dewa.
Sebelum di jadikan sesembahan raja dan penasehatnya dimandikan. Saat giliran raja barulah ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya cacat. Raja itupun di anggap tidak layak untuk dijadikan persembahan, akhirnya raja di bebaskan begitu saja oleh suku primitif itu. Dan si penasehat yang dijadikan persembahan kepada para dewa.
Setelah bersusah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali ke istana. Raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu di jatuhi hukuman penjara segera di bebaskan.
“Penasehatku, aku berterima kasih kepadamu, Nasehatmu “Asa Khair” ternyata benar”. Apapun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, aku bisa pulang dengan selamat”. Kemuadian raja menceritakan kisah pemburuannya waktu itu.
Setelah mendengar cerita sang raja, buru-buru penasehat berlutut sambil berkata, “Terima kasih baginda, saya juga bersyukur baginda telah memenjarakan saya waktu itu, karena jika tidak mungkin sekarang ini, sayalah yang menjadi korban dan di persembahkan kepada dewa suku primitif itu”.
Sumber : 80 Kisah Islami Terbaik
-------------------------------------------------------------------
Sahabat,
Batas pengetahuan kita sama sekali tidak dapat di bandingkan dengan setetes pengetahuan Sang Maha Mengetahui, Ketika kemudian kita mengalami sesuatu yang kita tidak merasa nyaman atasnya mungkin itulah yang terbaik untuk kita saat itu..seperti apa yang di alami oleh raja dan penasehatnya..sesungguhnya Allah tau apa yang akan terjadi sebelum kejadian itu benar-benar terjadi..olehnya sang raja di takdirkan kehilangan kelingkingnya demi mempertahankan nyawanya di masa yang akan datang..begitupun penasehatnya..
Sahabat,
Lebih cerdaslah dalam memahami teka teki Allah..banyak kejutan indah yang terbingkai oleh ketidaknyamanan sementara..Syukuri apapun yang telah menjadi ketentuanNya, karena Dia lebih tau apa yang terbaik untuk kita..insyaAllah tidak ada kesia-siaan dari kesyukuran..justru sebaliknya Allah akan selalu menambahkan kenikmatan dari kesyukuran itu
Putus Asa
Pada suatu saat, Iblis mengiklankan bahwa ia akan mengobral perkakas-perkakas kerjanya. Pada hari H, seluruh perkakasnya dipajang untuk dilihat calon pembelinya, lengkap dengan harga jualnya.Seperti kalau kita masuk ke toko hardware, barang yang dijual sungguh menarik, dan semua barang kelihatan sangat berguna sesuai fungsinya.Harganyapun tidak mahal.
Barang yang dijual antara lain; Dengki, Iri, Tidak Jujur, Tidak Menghargai Orang Lain, Tak Tahu Terima Kasih, Malas, Dendam, dan lain-lainnya.
Di suatu pojok display, ada satu perkakas yang bentuknya sederhana, sudah agak aus, tetapi harganya sangat tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Salah satu calon pembeli bertanya, "Ini alat apa namanya? "Iblis menjawab: "Itu namanya Putus Asa" "Kenapa harganya mahal sekali, padahal sudah aus?" "Ya, karena perkakas ini sangat mudah dipakai dan berdaya guna tinggi. Saya bisa dengan mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan dengan alat lain. Begitu saya berhasil masuk ke dalam hati manusia, saya dengan sangat mudah melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap manusia tersebut. Barang ini menjadi aus karena saya sering mengguna-kannya kepada hampir semua orang, karena kebanyakan manusia tidak tahu kalau Putus Asa itu milik saya".
Senin, 14 Februari 2011
ya rasul salam alayka....
Seorang nenek harus berjalan jauh ke pasar di kota untuk menjual bunga cempaka. Itulah kerja hariannya.
Selepas berjualan, beliau singgah dahulu ke masjid di kota untuk menunaikan sholat zuhur. Selepas berdoa dan berwirid sekadarnya, nenek itu akan terlebih dahulu membersihkan dedaun yang berselerakan di halaman masjid. Ini dilakukannya setiap hari di bawah terik matahari. Setelah semua dedaun itu dibersihkan barulah beliau pulang ke desanya.Jemaah dan pengelola masjid kasihan melihat rutin nenek yang demikian.
Suatu hari, pengurus masjid memutuskan untuk membersihkan dedaun yang berselerakan di halaman masjid sebelum nenek itu datang. Fikirnya, usaha itu akan membantu nenek tadi agar tidak perlu bersusah payah membersihkan halaman masjid itu.Rupanya, niat baik itu telah membuat nenek tersebut menangis sedih.Dia bermohon supaya dia terus diberi kesempatan membersihkan halaman masjid seperti biasa.
Akhirnya, pihak masjid terpaksa membiarkan situasi berjalan seperti biasa supaya nenek itu tidak lagi sedih .
Satu ketika apabila ditanyakan seorang kiai mengapa nenek tersebut perlu melakukan hal itu, nenek tersebut menjawab:
“Saya ini perempuan bodoh, kiai. Saya tahu amal-amal saya yang kecil ini mungkin juga tidak benar dijalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam.
“Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu sholawat kepada Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam. Kelak jika saya mati, saya ingin Rasulullah menjemput saya.
“Biarlah semua dedaun ini bersaksi bahwa saya telah membacakan selawat kepadanya.”
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawat salamlah kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).
------------------------------------------
Sahabat, Bisa jadi Allah SWT memberikan kita banyak hal yang dapat kita lakukan untuk Allah dan untuk orang lain di sekitar kita. Namun, kita terkadang lupa dan enggan melakukan peluang-peluang kebaikan yang begitu banyak. Nenek tadi dengan segala keterbatasannya, ia tetap menginginkan kecintaan Allah dan RasulNya dengan melakukan hal kecil dengan ikhlas. Allahu Akbar!!
Seharusnya kita menyadari bahwa kebaikan-kebaikan yang kita lakukan akan kita petik suatu saat. Keikhlasan pekerjaan yang kita lakukan sekecil apapun akan bermanfaat. Mari bercermin dengan kisah di atas. Wallahu a'lam.
Filosofi Hidup Imam Ghozali
Suatu hari, Imam Al-Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al-Ghozali bertanya....
Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid- muridnya menjawab "Orang tua, guru, kawan ,dan sahabatnya". Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "mati". Sebab, sesuai dengan janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.(Ali Imran : 185)
Kedua."Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab "Negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang". Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Walau dengan cara apa sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab "Gunung, bumi dan matahari". semua jawaban itu benar, kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "hawa-nafsu" (Al-A'raaf :179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Keempat. "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab "besi dan gajah" Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah" (Al-Ahzab:72) Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.
Kelima. "Apa yang paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab "Kapas, angin, debu dan daun-daunan". Semua itu benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah “meninggalkan sholat”. Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermasyarakat, kita meninggalkan sholat.
Keenam. "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang". Benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia" Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Kamis, 03 Februari 2011
JANGAN ENGKAU SADAR SECARA TERPAKSA
Dikisahkan, ada seorang raja yang mengalami kegemukan. Dan karena itu pula, ia sering sakit-sakitan. Hampir semua dokter dan tabib telah di datangkan untuk mengobati penyakit sang Raja. Tapi, penyakit itu tak kunjung sembuh juga.
Tinggal satu orang tabib yang belum di panggil, itupun karena ia dikenal berfikiran beda dan kadang dianggap tidak wajar. Tapi, karena tidak ada pilihan lain lagi, maka di panggillah tabib yang dianggap setengah gila ini.
Maka datanglah tabib itu kepada Raja. Ketika sang tabib masuk dan memeriksa, ia langsung berlari keluar kamar dengan wajah ketakutan. Maka, ia di kejar oleh pengawal istana, dan ditanya tentang penyait sang Raja. Tapi, tabib setengah gila ini tak mau menjawabnya, meski telah di bujuk sedemikian rupa.
Setelah ia diancam akan mendapatkan hukuman barulah ia memberitahu, bahwa umur Raja tinggal 28 hari lagi. Sang Raja sedang menunggu ajalnya. Mendengar jawaban tabib, sang Raja sangat kaget. Iapun menangis tersedu.
Sejak itu, Raja yang gemuk itu tidak bisa makan enak dan tak lagi tidur nyenyak. Sejak mendengar perkataan tabib, Rajapun mulai melaksanakan ibadah. Namun sampai pada hari ke 28, sang raja belum meninggal, maka di panggillah tabib tadi unntuk menghadap. Dengan enteng, tabib aneh itu hanya menjawab “Sri Raja memang tidak mati, tapi berat badan baginda turun drastiS dari sebelumnya”.
Ditulis kembali dari buku Engkau Lebih Cantik Dari Bulan Purnama_Muhamad Yasir.
Sahabat..
Tentunya kita tidak mau dikatakan melakukan ibadah karena terpaksa seperti yang dilakukan oleh Raja dalam kisah diatas..Namun kita bisa menilai sendiri apakah diri kita selama ini melaksanakan ibadah karena cinta padaNya atau terpaksa karena kewajiban semata. Keterpaksaan ini biasanya muncul karena ketidakpahaman kita akan makna dan manfaat kita beribadah.
Sesungguhnya, apabila kita mau memahami perintah Allah dan aturan yang telah ditetapkaNnya, maka kita akan menyadari bahwa ia begitu indah. Keindahan agama merupakan suatu hal yang sulit untuk didapatkan apabila kita masih saja beribadah karena terpaksa atau memiliki tujuan yang sifatnya duniawi, bukan karena mengharap ridhoNya.
Sahabat..
Allah tidak punya kepentingan terhadap ibadah kita...yang berkepentingan justru kita sendiri... So….berhentilah menunda-nunda ketaatan pada Allah...Mari beribadah padaNya dengan kesungguhan, penuh keikhlasan dan kesabaran semata karena kecintaan padaNya bukan dengan keterpaksaan..Karena pada akhirnya kita semua akan kembali kepadaNya dengan rela atau terpaksa..
Langganan:
Postingan (Atom)