Ikan di Laut
Mengapa ikan di laut?
Mengapa tidak burung yang bisa terbang tinggi di langit biru? Atau harimau yang terkenal dengan keberaniannya memburu mangsa? Atau kuda yang kencang berlari merempuh semua halangan di hadapan?
Mengapa ikan?
Ikan di laut, berenang penuh keyakinan mengeksplorasi laut dalam, berenang dengan penuh hati-hati menjelajahi laut dalam yang misteri. Sudah berapa banyak jenis khazanah yang dijejakinya. Sudah banyak batu karang dicermatinya. Sudah berapa kedalaman laut sudah diharunginya.
Masin laut sudah tegal biasa. Bahkan itulah yang dihirupnya, itulah tempat ia beristirehat, tempat ia tidur, tempat ia makan, tempat ia bernafas, tempat ia berinteraksi dengan dunia. Itulah tempatnya.
Masin laut, tidak pernah sesekali mempengaruhi hidupnya. Tidak pernah mengganggu konsentrasi mindanya, tidak pernah mencalar ketenangan jiwanya. Inilah rumahnya, inilah jalan kembaranya. Terus dihadapi dengan ceria dan penuh sukses.
Tidak sesekali ia mengeluh kerana terpaksa menghirup masinnya air laut. Tidak pernah merasa putus asa dengan apa yang di hadapannya. Pandangannya jelas, misinya jitu. Selalu hidup beramal jama'i. Berenang sekumpulan mencari rezeki yang terbentang dan tersembunyi.
Bagi kita manusia, ikan di laut sebagai perhiasan yang mencantikkan dan berkontribusi dalam keindahan laut. Beraneka macam ikan di laut. Ada yang bulat, ada yang leper, ada yang tajam dan ada yang panjang.
Namun, ia tidak pernah sesekali terlarut akan masinnya air laut. Bahkan masih bisa berkontribusi. Buktinya, kita terpaksa menambah garam untuk memasinkan ikan yang hendak digoreng. Betul?
Begitulah kita seharusnya. Walau kita berada di persekitaran yang tidak membina atau bukan dalam persekitaran yang solehah atau baik, jangan sesekali terlarut. Jangan sesekali menjadikan persekitaran sebagai alasan jika ada yang mengatakan "Kenapa anda sekarang sudah berubah?".
Tidak mengapa kalau berubah kepada yang lebih baik. Atau terpengaruh dengan persekitaran yang baik dan positif. Namun jika sebaliknya, awas! Anda tidak mengambil ibrah dari kejadian alam seperti ikan di laut. Banyakkan bertafakur, lihatlah hikmah yang terbentang luas di bumi Allah ini. Dan tidaklah dijadikanNya sesuatu itu sia-sia.
Jadilah 'agent of change' alias agen perubah. Yang merubah bukan diubah. Besar bezanya itu. Kerana saya, anda, kita, adalah khalifah, pemimpin yang seharusnya memimpin bukan terpimpin walau di mana sahaja kita berada.
Awas! Jauhkan diri dari sifat si lalang. Rumput yang condong ke kanan jika anginnya datang dari arah kiri dan condong ke kiri andai anginnya datang dari kanan. Berpeganglah pada prinsip Islam. Tiada toleransi dalam hal-hal prinsip, syar'i dan hal-hal ketaatan. Kitalah yang bisa mengubah persekitaran, dengan keyakinan, hati-hati dan kebijakan penuh hikmah.
Semoga terus sukses menjadi manusia wajib yang dirinya ibarat ikan di laut, hidup di air masin namun isinya tetap tidak terkesan dan termasin akan air laut itu. Semoga energi sukses sentiasa menjadi milik kita. InsyaAllah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar