nick name


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Senin, 18 Oktober 2010

Wanita Jelata dan Seorang Gubenur


Wanita Jelata dan Seorang Gubenur

Renungan buat kaum hawa (0_0) Buat kaum adam juga boleh :D

Kita simak aja ceritanya langsung ke TKP :

Seorang Gubenur pada zaman Khalifah Al-Mahdi, pada suatu hari mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinar dihadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu. Kecuali seorang wanita kumal, berkulit hitam dan berwajah jelek. Ia terlihat diam saja tidak bergerak, sambil memandangi para tetangganya yang sebenarnya lebih kaya dari dirinya, tetapi berbuat seolah-olah mereka orang-orang yang kekurangan harta.

Dengan keheranan sang Gubenur bertanya, "Mengapa engkau tidak ikut memunguti uang dinar itu seperti tetangga-tetanggamu?" Janda bermuka buruk itu menjawab, "Sebab yang mereka cari hanyalah uang dinar sebagai bekal dunia. Sedangkan yang saya perlukan bukan dinar melainkan bekal akhirat." "Maksud engkau?" Tanya sang Gubenur mulai tertarik akan kepribadian perempuan itu. "Maksud saya, uang dunia sudah cukup. Yang masih saya perlukan adalah bekal akhirat, yaitu sholat, puasa dan zikir. Sebab perjalanan di dunia amat pendek dibanding dengan pengembaraan di akhirat yang panjang dan kekal."

Mendengar jawaban seperti itu, sang Gubenur merasa tersindir tajam. Ia ingat akan kehidupannya, selama ini hidupnya hanya sibuk mengumpulkan harta benda dan melalaikan kewajiban agamanya. Padahal kekayaannya melimpah ruah, tak kan habis dimakan keluarganya sampai tujuh keturunan. Sedangkan umurnya sudah di atas setengah abad, dan Malaikat Izrail sudah siap mengintainya.

Akhirnya sang Gubenur jatuh cinta kepada perempuan lusuh yang berparas hanya lebih bagus sedikit dari monyet itu. Kabar itu tersebar ke segenap pelosok negeri. Orang-orang besar tak habis pikir, bagaimana seorang gubenur bisa menaruh hati kepada perempuan jelata bertampang jelek itu.

Maka pada satu kesempatan, diundanglah mereka oleh Gubenur dalam sebuah pesta mewah. Juga para tetangga, termasuk wanita yang membuat heboh tadi. Kepada mereka diberikan gelas crystal yang bertahtakan permata, berisi cairan anggur segar. Gubenur lantas memerintahkan mereka agar membanting gelas masing-masing. Semuanya terkejut dan tidak ada yang mau menuruti perintah itu.

Namun, tiba-tiba terdengar bunyi berdenting, pentrang ada orang gila yang melaksanakan perintah itu. Itulah si perempuan berwajah buruk. Di kakinya pecahan gelas berhamburan sampai semua orang tampak terkejut dan keheranan.

Gubenur lalu bertanya, "Mengapa kau banting gelas itu?"

Tanpa takut wanita itu menjawab, "Ada beberapa sebab :

*Pertama : Dengan memecahkan gelas ini berarti berkurang kekayaan Tuan. Tetapi, menurut saya hal itu lebih baik daripada wibawa Tuan berkurag lantaran perintah Tuan tidak dipatuhi."

Gubenur pun terkesima mendengar penjelasannya itu. Para tamunya juga kagum akan jawaban yang masuk akal itu.

Sebab lainnya?" tanya Gabernor.

Wanita itu menjawab,"

*Kedua : Saya hanya mentaati perintah Allah. Sebab di dalam Al-Quran, Allah memerintahkan agar kita mematuhi Allah, Utusan-Nya, dan Para Pemimpin. Sedangkan Tuan adalah Pemimpin, atau Ulil Amri, maka dengan segala resikonya saya laksanakan perintah Tuan."

Gubenur pun kian takjub. Demikian pula dengan para tamunya.

"Masih ada sebab lain?"

Perempuan itu mengangguk dan berkata,"

"Ketiga : Dengan saya memecahkan gelas itu, orang-orang akan menganggap saya gila. Namun, hal itu lebih baik buat saya. Biarlah saya dicap gila daripada tidak melakukan perintah Gubenurnya, yang berarti saya sudah berbuat durhaka. Tuduhan saya gila, akan saya terima dengan lapang dada daripada saya dituduh durhaka kepada penguasa saya. Itu lebih berat buat saya."

Maka Gubenur yang baru saja di tinggalkan isterinya itu pun langsung mengumumkan akan melamar dan menikahi perempuan bertampang jelek dan hitam legam itu, semua yang mendengar bahkan berbalik sangat gembira karena Gubenur memperoleh jodoh seorang wanita yang tidak saja taat kepada suami, tetapi juga taat kepada Gubenurnya, kepada Nabinya, dan kepada Tuhannya.

Wallahu A'alam Bis Shawab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages