Bu Jasmine, memiliki dua tangkai bunga. Satu bunga mawar dan satu lagi bunga melati. Hari itu, adalah hari kelulusan kedua anak perempuannya yang kembar, Arini dan Arina . Bu Jasmine berniat menjadikan bunga-bunga itu sebagai hadiah, awal untuk keduanya. Ia yakin keduanya lulus. Karena, anak-anak perempuannya itu termasuk yang sangat cerdas di sekolahnya.
Ketika keduanya pulang, Bu Jasmine langsung menyerahkan setiap tangkai bunga itu kepada anak-anaknya. Kepada Arini, diberikannya Mawar merah yang sangat wangi dan semerbak. Kepada Arina, diulurkannya setangkai Melati, yang pula tak kalah harumnya. Arini menciumi Mawar yang ada di tangannya. Kemudian, ia berkata kepada ibunya,
”Hmm.. wangi sekali mawar ini ibu. Arini suka. Terimakasih.”, katanya sambil memeluk tubuh ibunya.
Arina terlihat menciumi bunga Melatinya. Namun, ia tak mencium wangi apapun. Dengan penuh kecemburuan, Arina menekuk wajahnya. Namun, tetap ikut memeluk ibunya, dan mengucapkan dua kata, ”Terimakasih bu.” Lalu ia pergi ke kamarnya. Digeletakkannya setangkai Melati pemberian ibunya itu, di atas meja belajarnya. Ia menggerutu, ”Aaah, ibu lebih sayang pada Arini, bagaimana mungkin, Arini diberi ibu setangkai Mawar yang besar dan sangat wangi. Sedangkan aku, hanya di beri Melati kecil yang tak ada wanginya sama sekali ini. Huh..!!
Tiba-tiba,
”Tok.. tok.. Arina, boleh aku masuk..?”, terdengar suara Arini lembut.
”Masuk saja.”, jawab Arina ketus.
Pintu terbuka dan tampaklah Arini, membawakan sebuah gelas kristal berisi air. ”Ini, untuk tempat bunga Melatimu.”, Arini mengambil Melati yang tergeletak di atas meja dan memasukkannya ke dalam gelas berisi air itu. ”Kamu, beruntung Arina, ibu memberimu Melati yang sangat wangi ini. Aku suka bunga Melati.”, kata Arini sambil tersenyum.
”Wangi..???”, Arina mengambil gelas berisi bunga itu dari tangan Arini. Ia berusaha menemukan wangi yang disebutkan oleh saudara kembarnya itu. Namun, ia tidak juga mendapatinya. Lama ia berusaha menghirup udara di sekitar bunga Melatinya. Hingga tiba-tiba, Arina bersin. ”Huaaachiim.”, Arina baru teringat. Ia sedang flu. Sejak pagi, hidungnya mampet, sehingga tak mampu menangkap bau apapun.
*****@*****
~*~Setiap nikmat diberikan dengan kadar yang tepat. Namanya juga nikmat.. sesedikit apapun.. rasanya tentu lezat. Hanya saja, kadang ada yang sakit pada diri kita. Sakitnya raga, tentu menjadikan nikmat agak sulit dinikmati. Apalah lagi, jika hati yang sedang sakit. Tentu, yang namanya nikmat.. sudah tak bisa dirasa lagi sebagai nikmat~*~
Semoga kita adalah orang-orang yang sehat hatinya. Sehingga nikmat.. tetap berasa nikmat. Amiin
*Be Inspiring or Be Inspired..
Wassalam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar